Mister
Burger di Tengah Wisata Kuliner Magelang
Harus diakui, kekuatan Kabupaten
Magelang adalah kekayaan aneka makan yang nyaris tak terhitung. Mau makan model
apa semua tersedia. Ke Gedongan Kecamatan Pakis akan dijumpai makan daging
menthog yang dimasak lemeng dengan kayu bakar dan nasi dang. Di pemandian
Kalibening dan Pisangan bisa dinikmati nasi pecel bakmi. Di pasar Pucang ada
opor bebek yang tak ada habis-habisnya. Pendek kata, Magelang gudangnya
makanan. Kalau Bondan Winarno yang sering muncul di wisata kuliner di televisi
swasta harus keliling kemana-mana. Sayangnya semua itu belum dikemas dalam
sebuah paket wisata yang kemudian ditawarkan kepada biro-biro perjalanan supaya
sepulang dari Candi Borobudur tidak perlu makan di kota lain.
Membangun pariwisata bukan saja
membangun obyek-obyek wisata saja. Membangun sarana akomodasi, makanan,
cinderamata, seni budaya, tradisi sangatlah penting. Semua terkait dan
mendukung termasuk wisata kulinernya. Bahkan soal kuliner bisa jadi tujuan
wisata. Jepang misalnya, go internasional dengan tempura, sukiyaki, yakiniku
dan sashimi. China dengan bak bak nya (bakso, bakmi, bakpao), Italia dengan
spaghetti, Thailand dengan tomyang, India dengan martabaknya, Swiss dengan
coklatnya.
Untuk pengembangan pariwisata di
Magelang maka perlu upaya yang kongkrit. Salah satunya adalah menggelar wisata
kuliner serta pameran industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) mulai 27-29
April 2012 di bekas Karisidenan Kedu. Tempat ini sangat indah menawarkan
panorama alam yakni G. Sumbing. Jika cuaca baik G. Sumbing tampak jelas dan
rumah-rumah penduduk di bawah sangat jelas. Wisata kuliner dan pameran UMKM
dalam rangkaian HUT Ke 1106 Magelang ini diadakan oleh Bappeda dan Fedep (Forum
for Economic Development and Employment Prmotion) Magelang. “Wisata kuliner dan
pameran UMKM adalah ajang promosi yang menguntungkan, kata Walikota Magelang
Sigit Widyonindito ketika membuka wisata kuliner, Jumat (27/4).
Berbagai acara digelar meliputi
lomba memasak, lomba karaoke, festival band dan lomba makan lele. Ada 26 UKM,
35 kuliner dan 14 jasa yang ikut memeriahkan wisata kuliner dan pameran. Dalam
wisata kuliner, bukan saja yang ikut dari Magelang, tapi juga dari Muntilan,
Yogya dan Solo. Tidak ketinggalan Mister Burger dan Fried Chicken ikut dalam
wisata kuliner dan merebut hati anak-anak.
Kota Magelang mengawali
sejarahnya sebuah desa perdikan Mantyasih yang saat ini dikenal dengan kampung
Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam
cinta kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang
diyakini sebagai tempat upacara Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali
kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti POH, Gilikan dan
Mantyasih yang merupakan prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga.
Dalam prasasti Mantyasih berisi
nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung dan menyebut angka 829 Caka bulan Caitra
tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle. Dalam prasasti ini disebut Mantyasih
yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai desa
perdikan atau daerah bebas pajak. *** (Tra)